Jakarta – Bursa saham Shanghai Composite Index menurun sebesar 0,3% di mana berdasarkan data yang dirilis, China mengalami pertumbuhan ekonomi yang stagnan di angka 6,7%.

Demikian disampaikan Analis Global Market Bank Mega, James Evan Tumbuan dalam risetnya seperti dikutip detikFinance, Rabu (28/12/2016).

Sementara di regional, Sterling masih dalam range yang sempit antara 30-35 pips dengan tahanan atas masih di angka 1.2300. Data fundamental AS yang dirilis juga menjadi faktor yang menahan kenaikan GBP.

Untuk JPY level 117.90 masih menjadi strong resistance untuk chart harian di mana yen secara jangka panjang masih memiliki potensi menguat hingga 119.14.

Dari sisi global, Dollar Index terhadap majors mengalami penurunan sebanyak 7 basis poin ke level 102.98 di mana nilai tersebut merupakan rekor kedua tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Saham AS rekor 20.000 kemudian ditutup di level 19.945,04 atau menguat +11,23 di bandingkan pembukaan. Dari sektor komoditas, gold melanjutkan tren bullish ke 1140.28 setelah preferensi para pelaku pasar memegang Gold sebagai safe haven asset selama periode libur Natal dan tahun baru.

Di dalam negeri, bursa saham Indonesia melesat sebesar 1,5%, ditutup di level 5.102 pada penutupan kemarin. US$/IDR spot rate mengalami penurunan sebanyak 5 poin seiring dengan penguatan mata uang IDR.

Rupiah diperkirakan bergerak di angka Rp 13.400-Rp 13.480. Pemerintah Indonesia merilis pertumbuhan GDP berada di angka 5% untuk tahun 2016 dan akan terus menjaga defisit di bawah 2,7% dari GDP. Inflasi MoM di bulan Desember diperkirakan berada di kisaran 0,2-0,3%.

PT Rifan Financindo

Tinggalkan komentar