Jakarta, RifanFinancindo –  Selain permasalahan Fake GPS, ada satu lagi isu cukup pelik yang kadang menimpa penyedia layanan transportasi online. Yaitu order fiktif.

Order fiktif misalnya kadang menimpa layanan Go-Jek. Yang melakukan kecurangan bisa dari sisi driver, bisa dari sisi pemesan. Pihak Go-Jek pun serius memberantas adanya order fiktif dari pengemudi dengan akun palsu.

Pada akhir tahun 2015, Go-Jek menyebutkan ada ribuan driver yang melakukan kecurangan semacam itu. Mereka tidak mengambil order nyata, namun menerima pendapatan jutaan per bulan. Go-Jek pun melakukan langkah tegas dengan cara suspend driver yang terlibat.

Kasus lain bukan berasal driver yang nakal, melainkan pengguna Go-Jek. Cukup banyak kasus di mana driver Go-Jek merugi lantaran orderan Go-Food yang fiktif atau main-main.

Ketika driver sudah membelanjakan pesanan, ternyata pemesan menghilang tidak bisa dihubungi. Alhasil, driver yang sudah lama mengantre harus mengalami kerugian material.

Pihak Go-Jek pun memberikan kebijakan dengan memberikan kompensasi penggantian uang driver secara penuh. Asalkan kejadian tersebut benar-benar merupakan kesalahan dari pemesan.

“Dari awal kita selalu mengimbau driver setiap kali mau ambil orderan Go-Food untuk selalu memastikan pesanan ke customer lewat telepon. Tapi, jika sudah oke namun customer menghilang tidak bisa dihubungi, baru bisa klaim. Namun jika kesalahan berasal driver sendiri, tidak ada penggantian,” ujar Nadia Tenggara, Head Of Business Go-Food belum lama ini.

Agar kejadian tersebut tak terulang lagi, pihak Go-Jek juga memberi sanksi tegas dengan melakukan suspend akun pengguna yang terlihat melakukan pemesanan tidak wajar.

“Go-Jek punya Fraud team yang dapat mengidentifikasi aktifitas kecurangan atau penipuan yang dilakukan baik dari driver, merchant ataupun customer untuk automated suspension,” jelas Nadia. Rifan Financindo

sumber: detik

Baca juga:

 

Tinggalkan komentar